Detakindonesianews.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengundang para Ketua Umum Partai Politik serta pimpinan lembaga tinggi negara ke Istana Negara, Minggu (31/8/2025). Pertemuan tersebut digelar untuk menyikapi situasi nasional yang belakangan diwarnai kerusuhan dan aksi penjarahan.
Hadir dalam pertemuan itu Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI Sultan Najamudin, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Solkar Bahlil Lahadalia, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edi Baskoro Yudhoyono, Sekjen PKS Muhammad Kholid, serta Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Dalam pidatonya, Presiden menegaskan bahwa negara tetap menghormati kebebasan berpendapat rakyat. “Pemerintah menjunjung tinggi hak masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, selama dilakukan secara damai dan sesuai aturan hukum,” ujar Prabowo.
Ia juga memastikan, aparat yang terbukti melakukan pelanggaran akan diproses secara transparan. “Polri telah melakukan pemeriksaan cepat dan terbuka terhadap petugas yang diduga melakukan kesalahan,” tambahnya.
Presiden mengungkapkan bahwa pemerintah bersama DPR telah sepakat mencabut sejumlah kebijakan yang menimbulkan polemik, termasuk terkait besaran tunjangan serta moratorium kunjungan kerja ke luar negeri. Selain itu, para pimpinan partai juga telah mengambil tindakan disiplin terhadap anggota legislatif yang dinilai membuat pernyataan keliru, terhitung 1 September 2025.
“Kebebasan berpendapat dijamin dalam konstitusi, namun bila berubah menjadi tindakan anarkis, perusakan, atau penjarahan, maka itu jelas melanggar hukum. Negara wajib hadir melindungi rakyatnya,” tegas Prabowo.
la pun memerintahkan TNI-Polri untuk bertindak tegas menindak perusakan fasilitas umum, penjarahan, maupun tindak kekerasan lain sesuai aturan hukum. Di sisi lain, Presiden meminta DPR, kementerian, dan lembaga negara membuka ruang dialog dengan tokoh masyarakat, mahasiswa, dan elemen bangsa lainnya untuk menampung aspirasi.
“Kepada seluruh rakyat Indonesia, sampaikan aspirasi dengan damai. Pemerintah akan mendengar, mencatat, dan menindaklanjutinya. Saya minta masyarakat tetap tenang dan percaya bahwa pemerintah bekerja untuk kepentingan rakyat, terutama mereka yang kecil dan tertinggal,” ujarnya.
Menutup pidatonya, Presiden mengajak seluruh bangsa untuk mengutamakan persatuan. “Indonesia sedang berada di ambang kebangkitan. Jangan mau diadu domba. Mari suarakan aspirasi tanpa kerusuhan, tanpa penjarahan, tanpa perusakan. Semangat leluhur kita adalah gotong royong, dan dengan itulah kita menjaga keluarga, lingkungan, serta negara,” pungkasnya.